Pemberian ASI Perah pada ibu bekerja

Advertisement


   Bagi ibu bekerja memahami cara pemberian ASI perah dengan benar snagatlah penting. Mengingat sejuta manfaat yang terkandung di dalam ASI dan guna mempertahankan ASI Eksklusif minimal sampai 6 bulan usia bayi tanpa diberi makanan pendamping apapun semisal bubur, pisang dll. setelah memahami cara pemberian ASI perah ini selanjutnya dapat dilihat seberapa lama ASI dapat disimpan sesuai tempat penyimpanannya disini.

1.   Pengertian ASI Perah
Memeras air susu dapat dilakukan dengan tangan (secara manual) atau dengan memompa (secara mekanis). Waktu terbaik untuk melakukannya adalah pada saat payudara sedang penuh sementara anda tidak bisa menyusui, atau bayi sudah kenyang sedangkan air susu dalam payudara belum habis. Mulai memeras dari payudara tempat menyusu terakhir.


2.   Persiapan Memerah ASI
a.       Sebagai persiapan untuk memeras air susu, baik secara manual maupun mekanis, pertama-tama cuci bersih kedua tangan anda dan pastikan semua wadah dan peralatan (botol, cangkir, pompa, dll) yang akan digunakan dalam keadaan steril. Untuk membersihkan dan mensterilkan pompa, ikutilah petunjuk dari pabrik yang biasanya tertera pada brosur penyerta produk.
b.      Anda sebaiknya dalam posisi santai dan nyaman. Ada sebagian wanita yang minum, mendengarkan musik, memikirkan sang bayi, atau mengamati foto bayinya sebelum memeras dengan maksud membantu melancarkan aliran air susunya.
c.       Memijat-mijat payudara sebelum memeras juga membantu melancarkan aliran air susu. Mulailah memijat bagian pangkal payudara lebih dulu. Jari-jari menekan kuat ke dada dengan gerakan memutar di satu area.
d.      Beberapa detik kemudian, pijatlah area berikutnya. Lakukan seperti ini sampai seluruh area payudara mendapat gilirannya.
e.       Sesudah itu gerakkan ujung-ujung jari seperti menggelitik dari pangkal payudara menyusur turun perlahan-lahan ke arah puting. Lakukanlah terus sampai seluruh area payudara tercakup.
f.       Akhirnya, payudara diguncang-guncang sambil membungkuk ke depan sehingga air susu mengalir keluar dengan bantuan gravitasi (gaya tarik bumi).


3.   Cara Memerah ASI
Ada beberapa cara mengeluarkan ASI yaitu mengeluarkan ASI dengan tangan dan mengeluarkan ASI dengan alat.

perah ASI
cara perah menggunakan tangan
1)      Cara mengeluarkan ASI dengan tangan
a)      Cuci tangan sampai bersih
b)      Pegang cangkir bersih untuk menampung ASI
c)      Condongkan badan kedepan dan sangga payudara dengan tangan
d)     Letakkan ibu jari pada batas atas aerola mamae dan letakkan jari telunjuk pada batas aerola mamae bagian bawah sehingga berhadapan
e)      Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi
f)       Pijat daerah diantara kedua jari tadi kea rah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada di dalam sinus lactiferous
g)      Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
h)      Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas aerola dengan kedua jari selalu berhadapan
i)        Lakukan berulang – ulang sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara
j)        Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit

2)      Mengeluarkan ASI dengan pompa
Ada 2 macam bentuk pompa :
a)      Pompa manual / tangan
Ada beberapa tipe pompa manual antara lain :
Pompa ASI manual tipe silindris
·      Tipe silindris 
Pompa ini efektif dan mudah di pakai. Kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol, baik kedua silindris maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari plastic yang tempat penampungan ASI di bagian bawah silindris.
·      Tipe silindris bersudut
Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan lebih mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung di botol yang ditempelkan di pompa.
alat perah ASI

·      Tipe kerucut /plastic dan bola karet/tipe terompet (Squeeze and bulb atau horn) 
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena dapat menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan putting susu serta jaringan payudara. Kekuatan tekanan isapan sukar diatur.
b)      Pompa elektrik
Beberapa macam pompa elektrik sudah ada di beberapa kota besar karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit besar.
pompa elektrik ASI perah
pompa elektrik
           4. Cara pemberian

               Selanjutnya, ketika ingin memberikan ASIP pada si kecil, kita harus menghangatkannya dulu. Namun  jangan dipanaskan di atas api atau microwave/oven karena panas tinggi mengakibatkan beberapa enzim penyerapan mati. Mula-mula letakkan botol ASI ke dalam air dingin, kemudian secara perlahan-lahan beri air hangat sampai ASI mencair (suhu airnya sama dengan suhu air yang biasa kita gunakan untuk mandi atau suhu tubuh). Jika ingin mencairkan ASIP beku, letakkan botol ASIP beku ke dalam kulkas semalam sebelumnya, esoknya baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke kulkas. Lama penghangatan tergantung suhu ASI, tapi prinsipnya buatlah suhu ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai ASI yang dikeluarkan langsung. Setelah dihangatkan bisa langsung diberikan pada bayi.
Cara pemberiannya JANGAN menggunakan  botol susu dan dot, melainkan disuapi pakai sendok atau cangkir. Kalau si kecil langsung menyusu dari botol, lama-lama ia jadi “bingung puting”. Jadi, ia hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk ke mulut bayi. Jadi, kalau si kecil sudah “bingung puting”, tak heran bila ia gagal mengeluarkan ASI di “gudang”nya. Salah satu tanda bayi mengalami bingung puting adalah bayi menolak menyusu langsung dari Ibu. Selain itu bila menyusu mulutnya mencucu seperti minum dari dot, dan ketika menyusu bayi sebentar-bentar melepas hisapannya. Hasilnya, payudara Ibu lecet. Akhirnya, si kecil jadi enggan menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja dotnya, susu langsung keluar. (Cttn: Beberapa buku dan situs menyusui mem’boleh’kan pemberian ASIP dengan botol. Untuk mnghindari bingung puting perlu diperhatikan rambu-rambunya yang dapat dilihat disini)
Ibu tidak perlu merasa cemas bayi kekurangan ASI berapapun jumlah ASI perah yang dikeluarkan. Memang, pada awalnya bayi akan gelisah dengan jumlah yang mungkin lebih sedikit dari biasanya, tapi bayi akan cepat beradaptasi. Pada hari keempat, bayi akan terbiasa. Ia akan meminum seberapapun ASI yang tersedia. Kalau ditinggali 500 ml, akan diminum; begitu juga dengan 300 ml, bahkan 200 ml. Namun ketika ibunya datang, ia akan minum habis-habisan. Jadi, bayi tidak akan akan kekurangan ASI.
Ringkasan:
  1. Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu) atau yang paling segar (baik metode First In First Out/FIFO maupun Last In First Out/LIFO, perhatikan masa kadaluarsa)
  2. Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air hangat.
  3. Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
  4. Jangan gunakan microwave atau oven untuk menghangatkan karena akan menghancurkan nutrisi dan bahan-bahan kekebalan yang terkandung dalam ASI.
  5. Bagaimana dengan ASIP beku yg telah dicairkan ? (lihat tabel)
    • bisa bertahan di suhu ruang maksimal 4 jam,
    • jika belum dihangatkan, bisa dikembalikan ke lemari es dan bertahan 24 jam,
    • jangan dibekukan kembali
  6. Bagaimana dengan ASIP yg sudah direndam air hangat tapi belum diminum?
    • bisa dikembalikan ke lemari es, tetapi hanya bertahan 4 jam
    • jangan dibekukan kembali
  7. Bagaimana dengan yang sudah diminum bayi (terkena mulut bayi)? Dibuang saja
Tips Pemberian lewat Cangkir (cup)
  • Sediakan cangkir kecil (khususnya kaca), atau khusus cup feeder bayi.
  • Setelah ASIP dicairkan, tuang ke cangkir dan minumkan ke bayi. Jangan khawatir tumpah-tumpah, untuk menampung tumpahannya sediakan dengan mangkuk kecil di bawah lehernya, untuk diminumkan lagi berulang-ulang sampai habis.
  • Cara memberikan ASIP adalah dengan memiringkan gelas sampai bibir bayi menyentuh permukaan ASI. Bayi akan mengecap-ngecap dan menghisap, setelah itu baru dinaikkan sedikit-sedikit agar bayi bisa terus meminum ASInya. Jangan menuangkan isi gelas ke dalam mulut bayi, tindakan ini akan membuat bayi tersedak karena tidak siap.
  • Latihan memberikan ASIP ini perlu kesabaran, paling tidak latihan dmulai seminggu sebelum masuk kerja. Sebaiknya pengasuhnya nanti yang belajar memberikan, sehingga bayi terbiasa. Bayi bisa mengenali aroma tubuh Ibu sehingga jika Ibu yang memberikan ia suka menolak (tentu saja dia memilih menyusu langsung)
  • Keluhan yang lazim muncul adalah kemungkinan bayi menolak ASIP yang diberikan melalui sendok atau cangkir. Hal ini wajar terjadi pada hari-hari pertama pemberian ASIP. Buah hati Ibu  bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok atau cangkir. Jadi, dengan sedikit belajar dan ketelatenan Ibu tidak perlu khawatir lagi kembali bekerja.
Perlu juga Ibu ingat, kesuksesan pemberian ASIP selama Ibu bekerja juga ditentukan oleh kerjasama dengan pengasuh. Hal ini tidaklah mudah apalagi yang ibu percayai merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Untuk mempermudah kerjasama ini, langkah pertama harus ada pemahaman yang sama mengenai pemberian dan manfaat ASI eksklusif. Hal ini bisa jadi sedikit menyulitkan jika pengalaman mereka dulu mungkin menyusui sambil dicampur susu atau makanan padat. Ibu bisa pelan-pelan menjelaskan pada ibu atau ibu mertua tentang pentingnya ASI eksklusif, resiko pemberian sufor dan suplemen khususnya pada 6 bulan pertama, dan lain-lain. Semakin dini edukasi diberikan semakin baik (misal sejak Ibu positif hamil). Kerjasama yang baik antara orangtua dengan pengasuh di rumah (siapapun dia) juga menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif.
Cara Penggunaan Cup Feeder
cara pemberian via cup feeder



- SEMANGAT UNTUK ASI EKSKLUSIF YA BUNDA -
referensi :
Advertisement
Pemberian ASI Perah pada ibu bekerja | Ari Saeful Bahri | 5

0 komentar:

Post a Comment